Scene 1
Dulu Harto dan Harti berpacaran. Karena
sesuatu hal terjadi pertengkaran, maka keduanya sepakat putus.
Scene 2
Setelah enam bulan Harto sendirian, tak ada
gadis lain yang cocok. Ia merasa menyesal berpisah dengan Harti. Setelah
melewati masa renungan, ia baru sadar bahwa ia masih mencintai Harti.
"Dan aku memang harus mencintai Harti
selamanya!" kata Harto sambil mengepalkan tangan.
Namun setelah sekian lama mencari, ia sulit
melacak Harti. Akhirnya ia putuskan untuk mencari pacar yang wajahnya mirip
Harti.
Akhirnya apa yang diinginkannya ketemu. Ia
kenal dengan Hartati. Wajahnya 85% mirip Harti (ini telah melalui perhitungan
statistika).
"Hartati, aku mencintaimu....." kata
Harto dengan 85% berbohong.
"Kenapa?"
"Karena wajahmu mirip Harti, mantanku.
Maukah kamu jadi pacarku?"
"Memangnya aku dianggap ban serep apa?
Kamu saja yang enak berfantasi bahwa aku adalah Harti."
"Jadi?"
"85% aku tolak."
"Yang 15% kemana? Ada hati sama
aku?"
"Yang 15% ada hati sama kamu. Hati yang
marah!"
Harto pingsan.
Scene 3
Karena takdir, suatu saat Harto melihat Harti
di taman kota. Hatinya berdebar. Namun ia tertegun ketika ada sesorang yang
menghampiri Harti. Namun posisi membelakanginya sehingga Harto tak melihat
wajah laki-laki itu. Keduanya lalu bergandengan tangan.
"Semesra itukah? Jangan-jangan dia sudah
menikah....." gumam Harto.
Rasa penasaran yang membuncah mendorong ia
mencoba mendahului mereka berjalan, wajahnya ia tutupi dengan sapu tangan.
Deg!
Di depan Harti dan pasangannya, Harto
berhenti. Tertegun. Ternganga demi melihat laki-laki yang menggandeng mantan pacarnya. Wajahnya 85% mirip
dirinya.
Scene 4
Ia berlari menjauh, jauh ke sudut taman
menyendiri. Ia mengambil nafas dalam-dalam, kemudian berteriak:
"Berarti Harti masih
mencintaikuuuuuuu!!!!!" (1)
"Aku terlambat menemukannyaaaaaaaa!!!!!!
(2)
Scene 5
Harto pingsan.
Majalengka, 29 Nov. 2017
Link asli:
https://www.kompasiana.com/didik_sedyadi/5a1e4df1677ffb22390ffa42/humor-sang-mantan?page=all